I LOVE YOU

BACA DAN HAYATI ISI KANDUNG BLOG INI

My Chemical Romance - Cancer Lyrics

 

my chemical romance image 

 

Turn away,
If you could get me a drink of water
Cause my lips are chapped and faded
Call my Aunt Marie.
Help me gather all my things,
And bury me in all my favorite colors.
My sisters and my brothers still.
I will not kiss you.
Cause the hardest part of this is leaving you.

Now turn away.
Cause I'm awful just to see.
Cause all my hairs abandoned all my body
All my agony.
Know that I will never marry.
Baby, I'm just soggy from the chemo,
But counting down the days to go.

It just ain't living.
I just hope you know.
That if you say goodbye today.
I'd ask you to be true.

Cause the hardest part of this is leaving you.
Cause the hardest part of this is leaving you.

 

 

powered by lirik lagu indonesia

Sunday, 12 June 2011

dari hati yang penuh cinta allah..

♫•*¨*•.¸¸ﷲ dari HATI yang PENUH CINTA ﷲ¸¸.•*¨*•♫

Assalamualaikum Warahmatullahi wabarakatuh,…

Kepada :
Saudariku yang ku cintai karena Allah
Tanpa bermaksud menggurui aku menulis surat ini,…
Berharap sesak di dada akan segera berkurang jika
Surat ini telah sampai padamu,…

Sebagai saudari yang mengaku mencintaimu karena Allah
Aku punya kewajiban untuk menjagamu… ,menolongmu dan menasehatimu
Dan biar surat ini jadi ingatan untukku dan pula untukmu,..

Surat ini kutujukan kepada engkau saudariku….
Saudari yang saat ini telah memiliki azzam yang kuat untuk meninggalkan cinta semu pada laki – laki yang belum jelas akan menjadi suami mu atau tidak,….

Cinta yang pernah membuat mu buta,… galau,… bahkan tak mengenal dirimu…
Cinta yang membuat mu meneteskan air mata yang tak tertahankan,….
Membuat mu melamun dan mengganggu warasnya pikiranmu,….

Cinta yang membuat hatimu rapuh,..
Cinta yang hanya menyakitimu,…
Cinta yang menjadikan dirimu kehilangan cita – cita bahkan mungkin kehilangan harga diri,…..

Sekarang katakan,..Selamat tinggal pada cinta bodoh itu,…
Kini dirimu adalah mawar yang indah dengan duri – durinya,….
Duri – duri yang siap menusuk jika ada yang hendak memetik mu tanpa izin empunya…..

Saudariku,…..
Engkau telah menyadari cinta yang hadir padamu itu hanyalah sebuah cinta semu,…
Maka janganlah engkau biarkan cinta semu yang lain mengusikmu.,….

Engkau,...Saudariku,…
Pernah jatuh kedalam satu jurang jika bukan karena Allah mencintaimu …
mungkin engkau tak akan pernah menyadari bahwa dirimu
telah terjerembab dalam kemaksiatan yang nyata……

Engkau tau,… engkau bukan satu – satunya wanita korban laki – laki yang jahil itu,…
Begitu banyak saudari ku yang lain juga mengalami hal yang sama,..
Berjuta – juta dari mereka pernah berada dalam titik nadir sekalipun
Tapi mereka cerdas dan kini mereka sangat utama dalam perubahan…..
Ku ingin engkau pun seperti mereka…

Ketahuilah tak ada manusia tanpa cela,… karena kita bukan orang – orang yang ma’sum…
Tapi setiap cela yang pernah kita punya,. Kini tutupilah dengan perubahan indahnya ahlakmu,….

Namun jika engkau tetap seperti dahulu,… maka ku katakan…
Kerugian terbesar lah buat dirimu……

Jangan engkau naifkan,… Cinta yang suci dihatimu,…
Cinta yang suci itu hanya diperuntukkan buat cinta yang suci pula,..
Bukan pada laki – laki hidung belang yang hanya melelahkanmu,…

Jangan engkau berkata,.. “Aku tak bisa hidup tanpa dia kekasihku….”
Duhai saudariku,.. tidakkah engkau sadar bahwa engkau sedang menduakan Allah yang telah menghidupkan mu dan kelak mematikanmu…??

Siapa dia yang mampu membuatmu tak bisa hidup????????????
Bahkan engkau tau,… laki – laki yang engkau tangisi itu…
Yang dengan berani nya kau katakan tak bisa hidup tanpanya…..
Jika saja Allah mencabut nyawanya,… sedetik pun ia tak bisa menolak,….
Lantas bagaimana mungkin engkau tak bisa hidup tanpanya……??????????????

Aku mengerti jika engkau butuh waktu untuk memulihkan perasaanmu
yang sedang di mabuk cinta semu itu…..
Tapi ketahuilah,…engkau hanya membutuhkan waktu 1 bulan
untuk memperbaiki hatimu bahkan bisa kurang dari 1 bulan,….

Asal engkau punya niat dan tekad yang kuat,….
Niat berubah untuk mengharapkan ridho Allah,…
Karena jika tak ada niat dan tekad yang kuat,…
Bertahun – tahun pun engkau akan berada dalam jeratan yang sama…..
Semua menjadi sia –sia….

Saudariku,…
Jangan pula engkau katakan,… bahwa dialah cinta terakhirmu….
Saudariku,. Engkau kah yang berhak mengatur cinta pertama dan terakhir???
Bukan rasa cinta itu anugerah yang Indah dari Allah….
Dan cukup Allah lah saja yang tau siapa cinta terakhirmu……
Jangan dahului ketentuan Allah untukmu,….

Cukup saudariku,…
Telah cukup dosa yang kita perbuat,….
Jika bukan karena Allah menaruh kasihan pada kita,…
Dan jika saja tiap dosa yang kita buat itu memberikan bekas luka di tubuh kita,..
Maka sungguh saat ini,..tubuh ini akan berbau busuk karena dosa – dosa itu,…

Tapi sungguh Allah itu Maha Pemurah,…
Maha Penyayang,,….
Hingga kini diri kita mulus tanpa luka….

Duhai saudariku,.. ku sudahi dulu surat ku ini,..
Insya Allah surat ku yang lain akan kuberikan jika engkau telah benar – benar meninggalkan cinta semu itu….

♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♫•*¨•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
RENUNGAN N KISAH INSPIRATIF

cinta

Cinta bererti sayang, dengan kata lain; kecenderungan hati kepada yang disukai (kekasih), ia merupakan tindak balas hati bukannya reaksi tubuh luaran, perkahwinan tidak akan berfaedah dan sia sia jika tiada cinta antara suami dan isteri, kunci kasih ialah melihat, oleh yang demikian Baginda Nabi Muhammad S.A.W menggalakan peminang agar melihat dahulu orang yang hendak dipinang, dengan tujuan untuk menghasilkan cinta, dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Nasai :

Dari Mughirah bin Syukbah telah berkata: Aku telah meminang seorang perempuan lalu Nabi S.A.W pun bertanya kepadaku : Adakah kamu telah melihat perempuan itu? Aku berkata : Tidak, Nabi pun bersabda lagi : Lihatlah kepadanya kerana ia lebih menjamin kebahagian kamu berdua.

Akan tetapi ramai orang terutamanya pemuda dan pemudi menjauhkan diri dari berbicara tentang cinta ini, bahkan menganggapnya sesuatu yang haram, oleh yang demikian mereka melihatnya dengan pandangan dosa dan menganggap diri mereka sebagai pelaku maksiat jika berbicara tentang cinta, bukan itu sahaja, ada juga yang menganggap apabila hatinya terpaut pada seseorang dengan sendirinya pun dikira melakukan dosa.

Sebenarnya fahaman begitu adalah tidak betul dalam memahami erti cinta dan perkara perkara yang muncul dari perasaan cinta itu seperti hubungan antara lelaki dan perempuan.Pihak yang melihat sifat cinta itu sebagi satu perbuatan maksiat sebenarnya melihat ianya dari sudut pandang orang orang yang rosak di mana mereka menjalinkan hubungan antara lelaki dan perempuan dengan cara yang tidak dibenarkan syarak seperti bersekedudukan, berfoya hingga larut malam, berseronok tanpa batas, menari nari di kelab malam, meminum arak bahkan ada yang berzina. Semuanya di atas nama cinta. Banyak orang menyangka bahawa cinta itu tidak berlaku melainkan dengan cara yang kotor tadi. Padahal bukan begitu sebenarnya.

Kecenderungan hati seorang lelaki kepada perempuan, begitu juga sebaliknya merupakan satu bentuk keinginan semulajadi yang Allah S.W.T ciptakan kepada manusia seperti yang difirmankan oleh Allah S.W.T di dalam surah Aali Imran ayat 14 berikut :



Allah tidak meletakan perasaan cinta antara lelaki dan wanita itu dengan cara yang salah, tetapi hendaklah melalui ikatan perkahwinan yang sah.

Untuk mengelakan seorang islam itu dari melakukan perkara mungkar, maka Allah S.W.T memerintahkan agar menundukan pandangan kerana pandangan itu anak kunci kepada hati, Allah telah mengharamkan segala punca yang boleh membawa kepada fitnah dan maksiat iaitulah bersekedudukan, berpelukan, berpegangan tangan, bercumbuan antara lelaki dan perempuan tanpa ikatan yang sah kerana semua perlakuan itu merupakan punca kepada cenderungnya hati untuk melakukan perzinaan.

Secara kesimpulannya : Manusia itu tidak dikira bersalah kerana hatinya ada perasaan cinta kepada seseorang, tetapi yang dikira bersalah ialah punca-punca yang disebutkan tadi, contohnya : Apabila seorang lelaki dan perempuan saling menjeling antara satu sama lain atau duduk bersembang suka, lalu perasaan hati mereka menjadi semakin mendalam lalu mereka jadi bertambah erat…maka kesukaan hati antara mereka berdua tidaklah dipersalahkan kerana ia berkaitan dengan hati yang tidak mampu dielakan…akan tetapi yang dikira bersalah ialah perlakuan mereka berdua yang melakukan perkara yang menjadi punca kepada munculnya perasaan cinta antara mereka berdua seperti yang disebutkan tadi, kedua dua pihak bertanggungjawab.

Sedangkan perasaan cinta semata-mata tidak menjadi masalah. As-Suyuti menyebut bahawa : Orang yang ada perasaan cinta yang menyembunyikan cintanya itu akan mendapat pahala.

Akhir sekali… yang paling selamat ialah menjauhkan diri dari semua punca yang boleh membawa kepada munculnya perasaan cinta yang akhirnya berkemungkinan akan menjerumuskan kepada kebinasaan yang banyak, amatlah sedikit orang yang akan selamat dengannya.

Sekian, wasslam.

kita miskin cinta dan kasih sayang

Masyarakat kini miskin cinta. Cinta mereka hanya terbatas pada orang, kaum dan benda tertentu. Bila disebut pemuda, maka dia semestinya seorang yang akan mencintai gadis. Bila disebut orang kaya, dia perlu mencintai harta. Maka setiap haluan hidup di tujukan pada yang tercinta.

Bila kasih sayang 100% untuk kekasihnya, hartanya, dan jawatannya, orang lain tidak lagi penting dalam hidup. Cintailah semua orang, kerana cinta itu tidak terhad.. Bila saja berhadapan dengan orang yang dicintai, orang lain dilihatnya seperti batu dan tunggul. Bila diminta pertolongan, sedikit pun tidak diendahkan.

Namun untuk terjun ke lautan api bagi membuktikan cinta pada kekasihnya sanggup diredahi . Lalu bagaimana sikap tolong menolong, kasih mengasihi terhadap sadara-saudara yang lain dapat diamalkan jika segala perbuatan baik hanya untuk orang tertentu dan hanya di dasari oleh material semata-mata.

Kerana itu manusia kini miskin cinta. Cinta itu terhad untuk harta, jawatan, wanita, dan kaum kerabat. Kisah peperangan di Negara jiran tidak dihiraukan kerana; cinta hanya terhadap Negara sendiri dan semangat perkauman yang menebal.

Perompak berjaya melarikan beg tangan seorang mak cik dan kita melihat dari jauh kerana; itu bukan makcik kita atau wajah mak cik itu tidak seiras Siti Nurhaliza.

Ingatlah ketika jenazah kita disuatu hari nanti hendak dikebumikan. Siapa yang membantu. Saudara kita yang tidak pernah kita kasihi di dunia dahulu yang menurunkan kita ke liang lahad.

Dahulu kita sibuk menghabiskan masa dengan mengira nilai wang emas, sibuk dengan kekasih dari awal pagi hingga malam. Lalu, dimanakah benda yang kita cintai itu pada waktu ini. Pangkat yang kita cintai kini dijawat orang lain. Harta yang diusahakan siang dan malam kini menjadi warisan untuk anak-anak.

Ingatlah Allah tidak pernah membataskan sifat arRahmanya pada manusia tertentu. Nabi saw juga tidak datang hanya untuk sebuah kaum atau bangsa sahaja.

Maka bersahabatlah dan sebarkanlah silatarrahim kepada semua manusia. Jangan kerana cinta harta, pangkat, dan kekasih, kita tidak berpeluang untuk mencintai yang lainnya.

PUISI BUAT TEMAN

Teman, aku ingin.....
Teman tersayang,
Aku ingin kita seperti Abu Bakar al-Siddiq,
Persahabatan dijalin kerana al-Khaliq,
Harta dikorban bukan sedikit,
Cintakan kebenaran, sanggup bersakit.


Serta tawakal Ibrahim mulia,
ketika meninggalkan insan tercinta,
dibumi tandus tanpa bicara,
meyakini Allah sebagai Penjaga.


Aku impikan antara kita seorang Umar,
berdiri tatkala tunduknya manusia,
bersuara tatkala diamnya mereka,
menggerunkan musuh durjana.


Serta senyuman Syed al-Qutb,
ketika berhadapan dengan tali maut,
akidah mantap tidak terrenggut,
roh dakwahnya tidak surut.


Aku ingin kita seteguh Ibnu Zubbair,
menahan panahan Hajjaj dengan rela,
bersama si ibi tua,
lantas syahid, rohnya ke syurga.


Marilah kita menyemai benih Hassan al-Banna,
fikrahnya jernih, menggegar dunia,
merelakan tubuhnya dimamah peluru,
demi menegakkan kalam Allah dan Rasul.


Aku cintakan pemuda Giffari,
menentang kezaliman walaupun diancam,
moga kan lahir lagi di abad ini,
jiwa jitu pemuda yang tak pernah suram.


Aku ingin kita sepemaaf Yusuf,
Tetap mencintai saudaranya,
walaupun dihumban ke perigi tua,
terpisah dari ayahanda bertahun lamanya.


Aku ingin pusara kita harum mewangi,
bagai harumnya pusara Masyitah,
semerbak kasturi.


Aku ingin persahabatan ini,
bisa menjadi syafaat,
di Mahkamah Mahsyar nanti.

CINTA TANPA SYARAT

" Dan hendaklah engkau merendah diri kepada keduanya kerana belas kasihan dan kasih sayangmu, dan doakanlah (untuk mereka, dengan berkata):



http://saifulislam.com/?p=474


"Wahai Tuhanku! Cucurilah rahmat kepada mereka berdua sebagaimana mereka telah mencurahkan kasih sayangnya memelihara dan mendidikku semasa kecil." (Al-Israa' 17: 24)


"Ya Allah, ampunkanlah dosaku, ampunkan dosa ibu bapaku dan rahmatilah mereka dengan kasih sayang-Mu, sebagaimana mereka menyayangiku ketika diriku masih kecil".


Itulah doa saya sebentar tadi, semasa bersolat zohor. Entah kenapa, tiba-tiba hati saya terlalu tersentuh dengan doa tersebut. Sedangkan sudah berkali-kali saya membaca doa yang sama. Adakah kerana rindu saya terhadap ayahanda yang sudah masuk 5 tahun meninggalkan kami?. Ya, saya rindukannya, terutamanya ketika hidup saya diasak dengan pelbagai cabaran, dan saya rindukan tangan ayahanda yang sering menepuk bahu agar masalah saya mengecil dan pergi oleh senyumannya.


Apakah saya terharu kerana saya rindukan bonda di kampung?. Kampung yang sunyi, bersama teman-teman berbualnya yang pulang ke pangkuan Ilahi, seorang demi seorang. Bonda memang kesepian, hanya panggilan telefon dari anak-anaknya sahajalah pengubat sunyi itu. Mujurlah bonda kuat membaca. Majalah I saya hantarkan setiap bulan, kulit ke kulit habis dibacanya. 'Tazkirah Untuk Orang Mengaji' oleh Ustaz Sonharji, saya belikan dan cepat sekali bonda menghadamnya. Kata bonda, "jika sunyi dan tak buat apa-apa, kenalah baca buku. Kalau dibiarkan otak beku, nanti datang jemu dan nyanyuk, jadi pelupa dan kemudian susahlah anak-anak nak melayan orang tua yang begitu." Saya memang rindukan bonda. Bonda saya juga rindukan suaminya. Jika diselak langsir dapur, sayup-sayup kelihatan sepasang nisan makam ayahanda di tepi masjid sebelah rumah. Bonda sering termenung di tingkap itu, merenung kisah silam mereka, dan kenangan manis membesarkan kami semua.


Arwah nenda pernah berkata, "aku hairan tengok kamu berlima ni. Dari kecil sampai besar, tak pernah bergaduh. Walhal hero-hero belaka!" Saya juga terkenang, memang kami berlima hero-hero belaka. Semua adik beradik saya lelaki tetapi kami memang tidak pernah bergaduh. Mungkin semua itu kerana watak ayah. Dia menjadi tumpuan kami dan kami sentiasa bergelak ketawa hingga ke meja makan. Kami tiada masa untuk bergaduh kerana semua ketawa dan sedih kami adalah bersama ayah. Namun selepas ayahanda pergi mengejut oleh serangan jantung, keluarga kami sunyi hilang ketawa. Sepi.. Kucing-kucing belaan kami yang suka menjilat peluh ayah semasa dia sakit terlantar, turut mati seekor demi seekor. Begitulah kami di rumah, tertumpu pada ayah.

Kini ibu saya pula melayan sepi dan sunyi itu sendirian. Saya sangka, saya sukar menemankan bonda kerana saya terhumban di hujung benua. Selepas lebih sedekad saya di luar negara, saya segera pulang ke kampung halaman. Namun selepas bekerja di KL, rupa-rupanya keadaan tidak banyak berubah. Saya masih sukar untuk balik ke kampung, akibat Kuala Lumpur dan kehidupan saya yang amat menekan masa. Saya jatuh rindu dan saya mohon ampun dari Allah atas dosa saya membiarkan bonda kesunyian di kampung. Tetapi tengah hari tadi, saya tidak hiba kerana itu. Ada sesuatu yang lebih halus darinya. Mungkin sebentar tadi, buat kali pertamanya saya dapat merasakan apakah sebenarnya yang saya minta dari Allah, Tuhan yang telah memberikan seorang ibu dan bapa yang pengasih kepada saya. Mengapakah apabila saya merintih keampunan dari Allah, saya kaitkan ia dengan kasih sayang bonda dan ayah semasa saya kecil? Hari ini saya berusaha memikirkan jawapannya.

















"Rizal minta maaf emak sebab susah sangat nak balik ke Ipoh. Kerja tak habis-habis. Lagi pun ada masanya Rizal cuti, tapi Muna pula yang kerja. Saif selalu menyebut tentang opahnya. Naurah pun dah makin besar. Dan pandai mengajuk cakap", keluhan saya kepada bonda beberapa ketika yang lalu. "Tak apa, mak pun minta maaf sebab jarang dapat ke Kuala Lumpur. Kaki mak ni asyik sakit, kepala pun berat. Tak seronok nak berjalan-jalan kalau begini. Datang rumah kamu pun nanti menyusahkan sahaja. Asalkan kamu ingat emak dalam doa, Alhamdulillah", itulah suara dari hati bonda.

Semasa berdoa tadi baru saya sedar, ibu saya amat pemaaf. Dia memaafkan saya dan adik beradik yang lain tanpa menyoal apa-apa. Paling menyerlah, pemaaf bonda semasa saya kecil, saya pernah teringin untuk minum air sirap ros, tetapi patinya sudah habis. Semasa bonda sibuk menanda buku latihan anak-anak muridnya, saya ke dapur dan cuba memasak gula di dalam periuk. Secawan gula dicampur dengan pewarna merah, dimasak di atas api. Saya baru darjah tiga dan tidak terfikir untuk menambah air. Akhirnya gula hangus dan beku, periuk berkerak dan hampir mustahil untuk dibersihkan. Kerana takut, saya simpan periuk itu di dalam kabinet dapur. Seminggu masa berlalu, apabila bonda terjumpa periuk itu, dia tahu itu angkara saya. Dia tidak marah tetapi mencebikkan muka kesedihan. "Emak tak marah?", saya cuba memberanikan diri bertanya. "Emak tak marah kamu cuba masak gula ni. Tapi emak sedih sebab kamu sorok periuk ni dalam kabinet", itulah katanya. Saya menangis kerana terasa bersalah cuba menipu bonda dan dia dengan segera memujuk. Saya pernah cuba membasuh kain sendiri, tetapi kerana lupa memasukkan getah ke bilik air, habis seluruh dapur banjir ditenggelami air sabun. Bonda tidak marah. Saya juga pernah berayun di buaian sambil berdiri walaupun ditegah. Apabila buaian terlalu laju, saya tercampak dan muka tersembam ke pasu bunga. Sampai ke hari ini saya masih dapat merasa tuam pasir panas di pipi yang sudah kebiru-biruan. Bonda tidak marah.


Ayahanda juga tiada bezanya. Dia tidak pernah memaksa saya membaca buku tetapi jika gagal mendapat tempat pertama, dia menepuk bahu saya sambil berkata, "nanti mainlah lagi ya. Jangan baca buku." Dia tidak marah tetapi saya sendiri yang rasa terseksa dan bersalah. Saya pernah bergaduh dengan Pengetua di sekolah. "Maaf ustaz, kalau begitulah cakap ustaz, saya pun 'tak hingin' nak sekolah di sini!", jiwa anak muda di Tingkatan 4 memberontak. Saya pulang ke asrama, mengemas beg baju dan langsung meninggalkan Negeri Sembilan untuk pulang ke kampung tanpa berfikir panjang. Saya tiba di Ipoh selewat jam 11 malam. Ayah amat terkejut dengan tindakan saya berhenti sekolah, tetapi dia tidak marah. Dia berikan saya wang RM50 sambil berkata, "ambil duit ni dan uruskan sendiri kamu nak bersekolah mana selepas ini". Itu cara ayah saya. Dia jarang sekali marah. Ayah dan bonda saya amat mudah memaafkan saya. Tidak kira apa sahaja karenah kami, mereka memaafkan kami seadanya. Mereka menerima kami sebagai anak-anak yang banyak kelemahan dan atas penerimaan itu, mereka mengasihi kami TANPA SYARAT.


Ayah dan bonda menerima saya atas segala yang ada pada diri ini. Saya taat atau degil, saya rajin dan saya culas, saya senyum atau saya menjerit, mereka menerima saya seadanya. Mereka terus menyayangi dan mengasihi saya tanpa syarat. Mereka tidak pernah memberitahu saya bahawa semua kebaikan yang mereka buat selama ini, mesti dibalas apabila kami telah dewasa. Kami balas atau tidak, kami ingat atau lupa, tugas mereka hanyalah membesarkan kami dengan penuh kasih sayang, TANPA SYARAT. Allah memberikan percikan sifat Rahman dan Rahim untuk makhluk-Nya mengasihi tanpa syarat, hanyalah pada naluri dan hati seorang ibu dan bapa kepada anaknya. Suami mengasihi isteri, sering mengharap balas. Isteri mengasihi suami, kerap juga ada sesuatu yang terselindung di sebaliknya. Apatah lagi jika hanya antara dua sahabat. Sukar untuk dipastikan tulus persahabatan mereka. Bolehkah seorang sahabat memaafkan sahabatnya tanpa syarat? Mungkin ada, tapi sering tiada. Apa yang pasti, hanya ibu bapa sahaja yang mampu mengasihi anak-anaknya tanpa syarat. Sebab itulah anak-anak tidak mampu membalas kasih itu. Jika seorang anak jatuh sakit, ibu bapa sanggup berjaga malam dan berdoa agar si anak sembuh dan dipanjangkan umur. Namun apabila tiba giliran anak menjaga ibu bapanya, mereka mungkin terus menjaga, tetapi hati mudah berkata, "bilalah orang tua ini nak mati!". Ya Allah, lindungilah aku dari menjadi anak seperti itu.


Hati saya amat sedih melihat kaum Cina di KL berebut-rebut menghantar ibu dan bapa mereka ke wad kecemasan Hospital UKM sehari sebelum Tahun Baru Cina. Pesakit berumur 60 tahun (kalau tak silap saya) ke atas, rawatan di HUKM adalah percuma. Maka inilah cara mudah mereka untuk get rid ibu bapa mereka di musim perayaan. Kalau hantar ke rumah orang tua-tua, mahal pulak bayarannya. Allah Allah.... Saya masih ingat dialog ayah tengah hari itu. Dia baru sahaja pulang dari menunaikan Haji. "Abah kat Mekah doa apa, abah?", saya bertanya. "Abah doa supaya Allah jangan panjangkan umur abah sampai nyanyuk. Takut anak-anak tak tahan. Takut kamu jadi anak derhaka!", kata ayah saya sambil mata redupnya merenung saya yang terkelu lidah. "Abah, jangan cakap macam tu...", saya sebak dan hanya mampu membiarkan air mata kering di pipi. Ayah pergi meninggalkan kami pada malam hari lahir saya yang ke-19, hanya setahun lebih selepas perbualan kami itu. Anak-anak, jiwanya tidak sebesar ayah dan bonda. Kasihnya kadang-kadang tidak sampai ke makam ayah dan bonda. Namun seorang ibu dan ayah, mampu menahan pedih dan perit membesarkan anak-anaknya. Bukan setahun dua malah majoriti nyawa dan usia. Mereka mampu membelai, mereka mudah memaafkan kita, kerana mereka kasih dan cinta, dengan CINTA TANPA SYARAT.

Ya Allah, aku lemah, aku banyak dosa. Aku suka mengeluh, aku kerap lalai dan alpa. Ampunkanlah aku ya Allah. Ampunkan diriku dengan pengampunan oleh sifat-Mu yang Maha Pengampun, Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Ampun dan kasihanilah aku, mudah-mudahan tanpa banyak hisab, tanpa banyak syarat, sebagaimana ibu bapaku memaafkan aku tanpa syarat, mengasihiku tanpa mengharapkan balasan. Ampunkan jua mereka, dan limpahkan Rahmah-Mu kepada mereka. Mereka yang mengasihiku tanpa syarat, Kau maafkan mereka dan limpahkan Kasih-sayangMu kepada mereka, tanpa hisab dan syarat... NAMUN... Mungkinkah semua itu, Allah kurniakan kepada saya? Siapakah saya untuk meminta pengampunan yang terus tanpa syarat? Malah jika setiap detik hidup dalam sehari itu dihitung, terasa betapa dosa sahaja yang banyak berbekas. Sedangkan tanpa saya sedar saya banyak meletakkan syarat terhadap Allah. Aku ingat kepada-Mu, dengan syarat aku sudah hilang penyelesaian. Aku sanggup lakukan apa yang Engkau suruh, tetapi selepas aku melihat apa kebaikan yang aku dapat! Hinanya diriku. Lupa sudah pada hakikat diri sebagai hamba. Hamba yang tidak layak meminta, apatah lagi untuk meletakkan syarat kepada Tuhannya. Astaghfirullah.

















Menghitung hari, padanya terpalit pelbagai dosa. Paling kurang, setiap hari saya dibelenggu rasa terkilan dan berdosa kerana bonda kesunyian di kampung. Setelah pulang ke Malaysia, saya masih belum dapat menjaganya di depan mata. Bayangkan, jika Allah mengampunkan kita dengan syarat, binasalah diri ini. Mampukah saya lepas segala syarat itu? Jika Allah syaratkan setiap solatku mesti khusyuk, apakah ada satu solatku yang sampai kepada apa yang Allah syaratkan itu? Sesungguhnya tidak mungkin kita selamat dengan hanya melihat pada amalan. Melainkan Rahmat Allah itu jualah jawapannya. Dengan kasih sayang-Nya. Tetapi Rahmat Allah bukan perkara kecil. Ia diminta dengan tawasul kita kepada sifat al-Wahhab Allah SWT. Saya baru mendengar kuliah 99 nama Allah tentang al-Wahhab dari Ustaz Tarmizi dan ia menambah hiba di hati saya. Allah sebagai Tuhan yang bersifat al-Wahhab bermaksud Yang Maha Memberi. Namun memberi dengan sifat al-Wahhab itu, terkandung di dalamnya lima sifat:


(1) Memberi tanpa meminta apa-apa balasan. Allah, Tuhan yang al-Wahhab itu Maha Kaya, tidak perlu kepada Makhluk. Kerana itulah Allah SWT Memberi dengan sifat-Nya yang al-Wahhab tanpa mengurangkan langsung perbendaharaan-Nya. Percikan sifat al-Wahhab itu Allah limpahkan kepada jiwa ibu bapa kita agar mereka kaya dengan kasih dan sayang. Sayang kepada seorang anak tidak berbeza dengan sayangnya kepada 9 anak yang menyusul kemudian. Anak derhaka, menconteng arang ke muka, mereka masih terus memberi kasih sayang, kerana mereka beroleh kasih sayang Rahmat Allah yang al-Wahhab.


(2) Memberi secara berulang-ulang. Al-Wahhab terus memberi berulang kali, tidak jemu Memberi dan tidak Marah diminta. Percikan sifat inilah yang Allah limpahkan ke jiwa ibu bapa kita. Mintalah susu pada setiap malam di usia kecilmu. Ibu akan bangun meraba dinding mencari cahaya, demi anak yang diberikan hati dan cinta. Dia tidak jemu, bahkan sejurus selepas kita dewasa, diberikannya pula cinta itu kepada adik kecil yang baru menjenguk datang ke hidup duniawi.


(3) Memberi tanpa diminta. Allah SWT Tuhan yang al-Wahhab, memberi tanpa diminta. Hitunglah pada pelbagai yang ada di sekeliling kita. Dia berikan kita wajah yang cantik tanpa kita minta. Dia berikan kita sahabat yang baik, tanpa kita minta dan jangka. Allah itu Maha Memberi dengan sifat-Nya yang al-Wahhab. Sifat inilah yang Allah tanamkan kepada naluri ibu dan bapa. Pelbagai keperluan dan hiasan hidup diberikan tanpa diminta. Ibu mencium dahi, ayah menyapu kepala, semuanya demi sayang mereka kepada kita, sayang yang diberi tanpa diminta.


(4) Memberi sesuatu yang amat berharga. Allah Dia yang al-Wahhab memberi dengan sifat itu perkara-perkara besar yang amat berharga. Dia kurniakan kita dengan sifat al-Wahhab itu, bukanlah hiasan-hiasan dunia yang tidak berharga. Al-Wahhab, dari-Nya datang RAHMAT yang menyelamatkan kita, mengampunkan kita, memelihara kita tanpa menghitung-hitung satu taat dibalas nikmat, satu maksiat dibalas binasa dan kiamat. Peluang demi peluang diberikan. Sehinggalah sampai masa pintu taubat itu Dia tutup atau kita menutupnya sendiri. Semuanya diberikan kerana kita hidup untuk TUJUAN yang besar. Cebis-cebis sifat inilah Allah limpahkan kepada jiwa ibu dan bapa kita. Diberikannya kasih sayang yang tidak mampu diberi walau oleh dua pasangan yang paling bercinta. Kasihnya ibu membawa ke syurga, kasihnya ayah selama-lama. Semuanya diberi agar kita membesar penuh sempurna, menjadi insan yang berjaya dan mulia.


(5) Memberi sesuatu yang baik untuk menghasilkan kebaikan. Allah jua dengan sifat al-Wahhab memberikan pelbagai kebaikan kepada kita, agar dengan kebaikan itu kita sambut dengan syukur dan taat, berupa khidmat kepada sesama insan. Diberikan-Nya kita harta, agar kita bersedekah. Diberikan-Nya kita ilmu agar kita berdakwah. Diberikan-Nya kita pelbagai yang baik, agar dengannya kita berbuat baik.

Kita mohon agar Allah limpahkan Rahmat-Nya kepada kedua ibu bapa kita. Allah memberikan rahmat itu dengan sifat al-Wahhab-Nya. Dengan itu jualah diberikan-Nya ibu dan bapa kita kasih sayang tanpa syarat untuk anak-anak mereka. Dengan itu jualah mudah-mudahan Allah mengasihani kita tanpa syarat, mengampunkan kita tanpa syarat. Kerana syarat Allah terlalu perkasa untuk disahut oleh hamba yang lemah dan kerdil seperti kita. "Ya Allah, ampunkanlah dosaku, ampunkan dosa ibu bapaku dan rahmatilah mereka dengan kasih sayang-Mu, sebagaimana mereka menyayangiku ketika diriku masih kecil". Ameen.

SURAT DARI HAWA BUAT ADAM

Ohh Adam...


Adam.....
Maafkan aku jika coretan ini memanaskan hatimu.
Sesungguhnya aku adalah Hawa, temanmu yang kau
pinta semasa kesunyian di syurga dahulu.
Aku asalnya dari tulang rusukmu yang bengkok.
Jadi tidak hairanlah jika perjalanan hidupku sentiasa
inginkan bimbingan darimu, sentiasa mau terpesong dari
landasan, kerana aku buruan syaitan


Adam...
Maha suci Allah yang mentakdirkan kaumku lebih
ramai bilangannya dari kaummu dia akhir zaman, itulah
sebenarnya ketelitian Allah dalam urusanNya
Jika bilangan kaummu mengatasai kaumku nescaya merahlah
dunia kerana darah manusia, kacau-bilaulah suasana,
Adam sama Adam bermusuhan kerana Hawa.
Buktinya cukup nyata dari peristiwa Habil dan Qabil
sehinggalah pada zaman cucu-cicitnya.
Pun jika begitu maka tidak selaraslah undang-undang Allah yang
mengharuskan Adam beristeri lebih dari satu tapi tidak
lebih dari empat pada satu waktu.


Adam...
Bukan kerana ramainya isterimu yang membimbangkan aku.
Bukan kerana sedikitnya bilanganmu yang merunsingkan aku.
Tapi... aku risau, gundah dan gulana menyaksikan tingkahmu.
Aku sejak dulu lagi sudah tahu bahawa
aku mesti tunduk ketika menjadi isterimu.

Namun...
terasa berat pula untukku meyatakan isi perkara.


Adam...
Aku tahu bahawa dalam Al-Quran ada ayat yang
menyatakan kaum lelaki adalah menguasai terhadap kaum wanita.
Kau diberi amanah untuk mendidik aku, kau
diberi tanggungjawab untuk menjaga aku, memerhati dan
mengawasi aku agar sentiasa didalam redha
Tuhanku dan Tuhanmu.


Tapi Adam..
nyata dan rata-rata apa yang sudah terjadi
pada kaumku kini, aku dan kaumku telah ramai menderhakaimu.
Ramai yang telah menyimpang dari jalan yang ditetapkan
Asalnya Allah mengkehendaki aku tinggal tetap dirumah.
Di jalan-jalan, di pasar-pasar, di bandar-bandar bukan tempatku.
Jika terpaksa aku keluar dari rumah seluruh tubuhku mesti
ditutup dari hujung kaki sampai hujung rambut.
Tapi..
realitinya kini, Hawa telah lebih dari sepatutnya.


Adam...
Mengapa kau biarkan aku begini?
Aku jadi ibu, aku jadi guru, itu sudah tentu katamu.
Aku ibu dan guru kepada anak-anakmu.
Tapi sekarang diwaktu yang sama, aku ke muka
menguruskan hal negara, aku ke hutan memikul senjata.
Padahal, kau duduk saja.
Ada diantara kau yang menganggur tiada kerja.
Kau perhatikan saja aku panjat tangga di pejabat bomba,
kainku tinggi menyingsing peha mengamankan negara.
Apakah kau sekarang tidak lagi seperti dulu?
Apakah sudah hilang kasih sucimu terhadapku?


Adam...
Marahkah kau jika kukatakan andainya Hawa terpesong,
maka Adam yang patut tanggung!
Kenapa?
Mengapa begitu ADAM?
Ya!
Ramai orang berkata jika anak
jahat emak-bapak tak pandai didik,
jika murid bodoh,
guru yang tidak pandai mengajar!
Adam kau selalu berkata,
Hawa memang degil,
tak mahu dengar kata,
tak mudah makan nasihat,
kepala batu,
pada hematku yang dhaif ini Adam,
seharusnya kau tanya dirimu,
apakah didikanmu terhadapku sama
seperti didikan Nabi Muhammad SAW terhadap isteri-isterinya?
Adakah Adam melayani Hawa sama seperti psikologi Muhammad
terhadap mereka?
Adakah akhlak Adam-Adam boleh dijadikan contoh
terhadap kaum Hawa?


Adam...
Kau sebenarnya imam dan aku adalah makmummu,
aku adalah pengikut-pengikutmu kerana kau adalah ketua.
Jika kau benar, maka benarlah aku.
Jika kau lalai, lalailah aku.
Kau punya kelebihan akal manakala
aku kelebihan nafsu.


Akalmu sembilan, nafsumu satu.
Aku...akalku satu nafsuku beribu!
Dari itu Adam....pimpinlah tanganku,
kerana aku sering lupa,
lalai dan alpa,
sering aku tergelincir ditolak sorong oleh nafsu dan
kuncu-kuncunya.


Bimbinglah daku untuk menyelami kalimah Allah,
perdengarkanlah daku kalimah syahdu dari Tuhanmu agar
menerangi hidupku.
Tiuplah ruh jihad ke dalam dadaku
agar aku menjadi mujahidah kekasih Allah.






Adam...
Andainya kau masih lalai dan alpa dengan
karenahmu sendiri,
masih segan mengikut langkah para sahabat,
masih gentar mencegah mungkar,
maka kita tunggu dan lihatlah,
dunia ini akan hancur bila kaumku
yang akan memerintah.
Malulah engkau Adam,
malulah engkau pada dirimu sendiri dan pada Tuhanmu yang
engkau agungkan itu...

LUAHAN HATI SEORANG LELAKI

Kami sulit menahan pandangan mata kami
ketika melihat kalian,
apalagi jika kalian diamanahkan Allah
kecantikan dan postur yand ideal,
kami semakin susah untuk menolak agar tidak melihat kalian,
kerana itu lebarkanlah serta longgarkanlah pakaian kalian
dan tutupilah rambut hingga ke dada kalian dengan kerudung yang membentang.




Kami sulit menahan pendengaran kami
ketika berbicara dengan kalian,
apalagi jika kalian diamanahkan oleh Allah
suara yang merdu dengan irama yang mendayu
kerana itu tegaskanlah suara kalian
tatkala berbicara di berhadapan dengan kami
dan berbicaralah seperlunya sahaja.




Kami juga sulit menahan
bayangan-bayangan hati kalian,
ketika kalian dapat menjadi
tempat untuk dicurahkan segala isi hati kami,
waktu luang kami kadangkala akan sering terisi
oleh bayangan-bayangan kalian,
kerana itu janganlah kalian membiarkan kami
menjadi curahan hati bagi kalian










Kami tahu kami insan lemah
bila harus berhadapan dengan kalian,
kekerasan hati kami dengan mudah bisa luluh
hanya dengan senyum kalian,
hati kami akan bergetar
ketika mendengar dan melihat kalian menangis.


Sungguh ALLAH telah memberikan amanah terindah kepada kalian,
maka jagalah amanah itu
jangan sampai ALLAH murka dan memberikan keputusan-Nya.


Maha Besar dan Maha Suci Allah yang tahu
akan kelemahan hati kami ini,
hanya dengan ikatan yang suci dan yang diredhai-NYA,
kalian akan menjadi halal bagi kami.

"LAlu apa yang telah aku lakukan selama ini..YA Rabb, ampunilah daku.
Untuk setiap pandangan yang tak terjaga,
untuk iman yang tak dipelihara,
lisan yang merayu dan hati yang tak terhijab,


Ya Rabb, Engkaulah mengawasi kami setiap detik,
kerana kasih sayangMu ya Allah kepada kami,
Engkau perintahkanlah malaikan silih berganti
menemani kami siang dan malam
agar iman kami dapat dijaga...

ADAM DAN HAWA

ADAM




Adam,mengertilah...
Hawa bukanlah insan yg kuat..
bukan juga insan yg bisa menahan nafsu..
tatkala diri diuji, Hawa sering tewas...
tewas dgn godaan syaitan & nafsu sendiri..


Adam,mengertilah...
sungguh, Hawa telah cuba melakukan yg terbaik..
agar diri ini tidak menjadi fitnah dunia...
telah Hawa cuba menjaga diri ini sebaik-baiknya..
Hawa sedaya upaya menjauhkan diri dari tabarruj..
perfume, make up, perhiasan...
telah Hawa elakkan sejauh-jauhnya..
namun mengapa masih Adam tertarik pd Hawa
yg serba kekurangan ini..

Adam,mengertilah...
Hawa ini berjiwa lembut...
sukar untuk Hawa menolak bila Adam meminta...
Hawa tau permintaan Adam
tak mungkin membawa Hawa ke kancah maksiat...
namun, Hawa lemah...
Hawa takut zina hati...


Adam,mengertilah...
setiap kali 'sms' diterima..
Hawa keliru...
ingin sekali Hawa membiarkan sahaja..
tapi Hawa akur tuntutan sahabat...
Hawa tewas...
Hawa reply juga...
mengenangkan Adam adalah sahabat....




Adam,
mengertilah...
setiap layanan yg Hawa beri hanya sekadar membantu..
mungkin Hawa adalah antara kasih sayang Allah yg dikurniakan buat Adam..
memudahkan perjalanan hidup Adam..
jgn disalah tafsir apa yg Hawa berikan..


Adam,mengertilah...
Hawa mengharapkan Adam menjaga Hawa..
namun,bukanlah 'couple' yg Hawa pinta...
tp cukuplah sekadar tidak memandang Hawa..
cukuplah sekadar menghormati Hawa sebagai Hawa..
jgn dipinta apa yg tak mampu Hawa berikan..
kerana Hawa milik Allah sepenuhnya...
Adam,mengertilah...





HAWA..


Hawa,
Sedarkah engkau sebelum datangnya sinar islam,kita dizalimi, hak kita dicerobohi, kita ditanam hidup-hidup, tiada penghormatan walau secebis oleh kaum adam, tiada nilaian dimata adam, kita hanya sebagai alat untuk memuaskan hawa nafsu mereka. Tapi kini bila rahmat islam menyelubungi alam bila sinar islam berkembang, darjat kita diangkat ,maruah kita terpelihara, kita dihargai dan di pandang mulia, dan mendapat tempat di sisi Allah sehingga tiada sebaik-baik hiasan didunia ini melainkan wanita solehah.


Wahai Hawa,
Kenapa engkau tak menghargai nikmat iman dan islam itu? Kenapa mesti engkau kaku dalam mentaati ajaranNya, kenapa masih segan mengamalkan isi kandungannya dan kenapa masih was-was dalam mematuhi perintahNya? Wahai Hawa,Tangan yang mengoncang buaian bisa mengoncang dunia, sedarlah hawa kau bisa mengoncang dunia dengan melahirkan manusia yang hebat yakni yang soleh solehah, kau bisa mengegar dunia dengan menjadi isteri yang taat serta memberi dorongan dan sokongan pada suami yang sejati dalam menegakkan islam di mata dunia. Tapi hawa jangan sesekali kau cuba mengoncang keimanan lelaki dengan lembut tuturmu, dengan ayu wajahmu, dengan lengguk tubuhmu. Jangan kau menghentak-hentak kakimu untuk menyatakan kehadiranmu.


Jangan Hawa ,
jangan sesekali cuba menarik perhatian kaum adam yang bukan suamimu. Jangan sesekali mengoda lelaki yang bukan suamimu, kerna aku khuatir ia mengundang kemurkaan dan kebencian Allah. Tetapi memberi kegembiraan pada syaitan kerana wanita adalah jala syaitan, alat yang di eksploitasikan oleh syaitan dalam menyesatkan Adam









Hawa,
Andai engkau masih remaja, jadilah anak yang solehah buat kedua ibubapamu, andai engkau sudah bersuami jadilah isteri yang meringankan beban suamimu, andai engkau seorang ibu didiklah anakmu sehingga ia tak gentar memperjuangkan ad-din Allah.


Hawa,
Andai engkau belum berkahwin, jangan kau risau akan jodohmu, ingatlah hawa janji tuhan kita , wanita yang baik adalah untuk lelaki yang baik. Jangan mengadaikan maruahmu hanya semata-mata kerana seorang lelaki, jangan memakai pakaian yang menampakkan susuk tubuhmu hanya untuk menarik perhatian dan memikat kaum lelaki, kerana kau bukan memancing hatinya tapi merangsang nafsunya. Jangan memulakan pertemuan dengan lelaki yang bukan muhrim kerana aku khuatir dari mata turun ke hati, dari senyuman membawa ke salam, dari salam cenderung kepada pertemuan dan dari pertemuan..takut lahirnya nafsu kejahatan yang menguasai diri.



Hawa,
Lelaki yang baik tidak melihat paras rupa, lelaki yang soleh tidak memilih wanita melalui keseksiannya, lelaki yang warak tidak menilai wanita melalui keayuaannya, kemanjaannya ,serta kemampuannya mengoncang iman mereka. Tetapi hawa, lelaki yang baik akan menilai wanita melalui akhlaknya, peribadinya, dan ad-dinnya. Lelaki yang baik tidak menginginkan sebuah pertemuan dengan wanita yang bukan muhrimnya kerana dia takut menberi kesempatan pada syaitan untuk mengodanya. Lelaki yang warak juga tak mahu bermain cinta sebabnya dia tahu apa matlamat dalam sebuah hubungan antara lelaki dan wanita yakni perkahwinan.


Oleh itu Hawa,
Jagalah pandanganmu ,jagalah pakaianmu, jagalah akhlakmu, kuatkan pendirianmu. Andai kata ditakdirkan tiada cinta dari Adam untukmu, cukuplah hanya cinta Allah menyinari dan memenuhi jiwamu, biarlah hanya cinta kedua ibubapamu yang memberi hangatan kebahagiaan buat dirimu, cukuplah sekadar cinta adik beradik serta keluarga yang akan membahagiakan dirimu.


Hawa,
Cintailah Allah dikala susah dan senang kerana kau akan memperolehi cinta dari insane yang juga menyintai Allah. Cintailah kedua ibubapamu kerana kau akan perolehi keredhaan Allah. Cintailah keluargamu kerana tiada cinta selain cinta keluarga. Hawa ,Ingatanku yang terakhir, biarlah tangan yang mengoncang buaian ini bisa mengoncang dunia dalam mencapai keredhaan Illahi. Jangan sesekali tangan ini juga yang mengoncang keimanan kaum Adam, kerana aku sukar menerimanya dan aku benci mendengarnya.

MUHASABAH CINTA

Wahai... Pemilik nyawaku
Betapa lemah diriku ini
Berat ujian dariMu
Kupasrahkan semua padaMu

Tuhan... Baru ku sadar
Indah nikmat sehat itu
Tak pandai aku bersyukur
Kini kuharapkan cintaMu

Chorus:
Kata-kata cinta terucap indah
Mengalun berzikir di kidung doaku
Sakit yang kurasa biar jadi penawar dosaku
Butir-butir cinta air mataku
Teringat semua yang Kau beri untukku
Ampuni khilaf dan salah selama ini
Ya ilahi....
Muhasabah cintaku...

Tuhan... Kuatkan aku
Lindungiku dari putus asa
Jika ku harus mati
Pertemukan aku denganMu